Saturday, March 31, 2007

KISAH MAWAR BERDURI

Ungkapan biasa indahnya cinta ibarat bunga mawar merah mewangi, namun tidak semua keindahan berakhir dengan kemanisan. kisah cintanya memang indah, seolah cerita cinta terhebat di layar perak.

Namun ianya penuh igauan sipencinta sehingga kini yang tangisnya tak mungkin mengubah takdirnya sendiri kecuali tuhan yang maha esa. ianya bermula....dengan Kamal dan Cindy bercinta monyet dikampus. Harungan kehidupan kampus yang penuh warna warni menjadikan cinta mereka berdua mekar tanpa membedakan soal agama, warna kulit dan kehidupan sebenar.Nyata...cinta itu buta.

Sehabisnya status pelajar dengan segulung ijazah...cinta mereka tetap bersemi dengan kesinambungan yang seolah abadi.Tanpa disedari, cinta mereka melampaui batas pergaulan hakiki yang bakalnya menggugat erti cinta mereka sendiri. Cindy gusarnya menekan jiwanya sendiri...meskipun Kamal menyatakan kesungguhan untuk mengakhirkannya dengan ikatan sebenar.

Rupanya...pengakuan Cindy sebelumnya dihadapan ayah dan bondanya penuh tentangan dan kebencian. Di berinya kata dua antara mereka atau penafian status sebagai anak sendiri. nasi sudah menjadi bubur. Cindy dihantar terus ke kanada tinggal bersama saudaranya bagi mengelak aib yang bakal menimpa. Kamal hanya menerima surat cindy yang terakhir yang menyatakan pemergiannya. surat yang disisipkan dikaki pintunya...merupakan nota terakhir yang sehingga kini kamal simpul dalam 'walletnya'.

Kini lewat 7 tahun pemergiannya, hampir sudah 7 kali jua kamal mencarinya di kanada. namun tiada berita yang muncul buatnya. September 2005 kamal terima sepucuk surat dari cinta lamanya, tersisip gambar Cindy and Andrew yang comel yang memeluk ibunya. Airmata kamal berlinang tanpa ia sedari. terdetik dalam hatinya....aku papanya. Lalu Kamal menunjukkan kepada aku gambar cindy dan si comel.

Aku berkata.."Comel sungguh anak ini mal!", aku menyeru lagi " pergilah kau kepada dia...alamatnya kan ada". Kamal termenung jauh dan diam seketika. sesekali menarik nafas panjang sambil mengusap airmatanya yang tak kunjung hilang. "kenapa mal?" sapa ku lagi. "aku akan pergi melawat meraka zar...tapi.." balas kamal. "kenapa?" tanya ku. "mustahil untuk aku kembali kepada Cindy dan sicomel, dalam surat ni..cindy menyatakan ia sudah berumahtangga 3 bulan yang lalu" jawab kamal. " Aku sudah lama buang kisah aku dengan Cindy...tapi sesal ku..bukannya putusnya hubungan aku dengan Cindy...tapi kesalku anak yang comel sedarah sedaging dengan aku...bukan hidup dalam agama kita..zar", "ianya sebuah dosa yang tak mungkin surut sehingga matiku ..zar" kata kamal yang penuh kekesalan.

"Mal...itu bukan salah kau, kau pun telah menunjukkan kesungguhan kau untuk mengahwininya...cuma dia..cindy yang pergi membawa diri. dia yang mencorakkan hidupnya sendiri dan anak itu dosanya keatas kau mungkin sekadar dosa besar penzinaan kau" jawab ku. " kau telah cuba mencarinya saban tahun mal". " tapi harus kau ingat..ini adalah cacatan yang sudah tersirat di dalam takdirmu dan jangan kau hukum diri kau lagi. terpulanglah pada jiwa anak itu kelak untuk menentukan pegangan hidupnya nanti" sambungku lagi.

"zar...benar pesan kau dulu, mawar itu cantik...tapi mungkin terluka kalau terpegang durinya, kalau durinya panjang...kesan luka itu masih sukar untuk menghilang" ingat kamal."begitulah aku" sambung kamal lagi.

Sehingga kini, setiap doanya tak pernah lupa untuk si comelnya agar satu hari Allah membuka hatinya agar tidak terbelenggu dengan agama ibunya. itulah yang kamal katakan kepada ke tempo hari.

Tak semua cinta itu indah.